Jumat, 23 Desember 2011

MEMUDARNYA TATA KRAMA ANAK BANGSA


KARYA : SRI WAHYUNI OKTAVIA

            Perlu diketahui pada zaman dahulu bangsa indonsia memiliki tata krama dan sopan santun yang sangat bagus. Namun, tata krama itu sudah semakin memudar karena adanya pengaruh dari budaya-budaya bangsa lain.
             Tata krama ini memiliki arti sebagai kebiasaan sopan santun. Tata krama ini dapat di terapkan dalam cara berbicara, makan dan minum,bertamu dan menerima tamu serta lain sebagainya. Contohnya saja dalam berbicara. Dalam berbicara kita harus memperhatikan usia, tempat dan suasana di sekitar.
            Ada pepatah yang mengungkapkan BERKATA PELIHARALAH LIDAH. Maksudnya disini yaitu dalam berbicara kita harus memikirkannya terlebih dahulu sebelum diucapkan.
            Begitu juga terhadap orang tua, kita harus benar-benar memperhatikannya. Tapi, coba lihat apa yang telah terjadi sekarang. Banyak orang-orang yang mengabaikan akan hal ini. Mereka berbicara sesuka hatinya tanpa berpikir terlebih dahulu. Tanpa mereka sadari bahwa mereka sudah melukai hati banyak orang melalui perkatan-perkatan yang telah keluar dari mulut mereka. Hal ini dikarenakan mereka ikut terpengaruh akan budaya-budaya asing yang masuk di Negara Indonesia ini.
            Selain dalam berbicara tata krama ini juga harus diterapkan terhadap seorang Guru. Guru itu adalah seorang pengajar dan pendidik. Tanpa adanya seorang guru tidak akan ada Presiden, Dokter, Pengusaha, Pilot dan profesi-profesi lainnya. Tanpa mereka rakyat Indonesia masih terbelenggu dalam keadaan buta huruf.
            Maka dari itu, kita harus memiliki tata krama terhadap seorang guru. Tapi sangat disayangkan sekarang sudah banyak seorang siswa yang membangkang terhadap gurunya.
            Huuuh, ini sangat memalukan sekali.  Bahkan, mereka bukan hanya membangkang terhadap guru tapi, sudah banyak sekarang di antara mereka yang melakukan tindakan-tindakan anarkis terhadap seorang guru.
            Tata krama ini juga harus di indahkan dalam hal berpakaian. Dalam berpakaian kita harus menyesuaikannya dengan lingkangan sekitar. Jika kita hendak pergi ke rumah duka kita harus berpakaian yang berwarna gelap, menutupi aurat, tidak berlebihan dan tidak terlalu ketat. Di manapun kita berada kita harus benar-benar mengindahkan tata krama dan menyesuaikannya dengan linkungan sekitar.
             Tapi, sekarang hanya beberapa orang saja yang hanya mengindahkan  tata krama dalam berpakaian. Banyak diantara mereka yang memakai pakaian yang tidak senonoh. Hal  ini dikarenakan mereka mengikuti pengaruh dari budaya-budaya asing. Yang akhirnya pengaruh ini dapat mencelakakan diri mereka sendiri.
            Pengaruh dari budaya asing ini sangat membawa dampak yang sangat buruk bagi bangsa Indonesia. Memang kita harus saling menghargai antara budaya yang satu dengan budaya yang lain. Tapi, bukan berarti kita harus mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari kita.
            Budaya asing memang tidak semuanya jekek. Oleh karena itu, kita dituntut untuk pandai-pandai menyeleksi budaya asing itu. Dari  kecil,  kita sudah diajarkan utuk dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Budaya asing  yang kita anggap itu baik dapat kita terapkan, sedangkan yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa atau tidak sesuai dengan kebudayaan kita maka kebudayaan asing ini harus jauhkan dari kehidupan bangsa kita.
            Maka dari itu mari kita bersama-sama untuk mengindahkan tata krama dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari serta menyesuaikan budaya bangsa asing dengan kebudayaan bansa kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar